Padang - Ragam hiburan di tengah kota, semakin hari bukan lagi menjadi barang mewah yang dicari-cari. Justru kesunyian desa dan keindahan alami, adalah dambaan bagi setiap mereka yang telah jenuh tenggelam dalam hiruk pikuk dan riuh gemuruh yang menyesakkan hati. Maka Bukit Pinus Padang Sibuni, di nagari Piobang, Kabupaten Lima Puluh Kota, bisa jadi satu dari sekian alternatif, hamparan lukisan alami yang menawarkan keteduhan hati.
Tidak banyak yang tahu kalau setumpuk bukit indah dengan sawah menghampar di kakinya dan pilar-pilar pinus yang berbaris di puncaknya, adalah destinasi eksotik bagi mereka yang mencintai petualangan alam desa. Mengajak anak-anak berbaur dengan suasana alam desa lengkap dengan tantangan jalan setapak di pinggang bukit, menikmati lenguh kerbau dan gembala yang bermain di lereng bukit yang berselimut padang rumput, melangkah di antara daun-daun ilalang yang menoreh kulit, berlarian di pematang genting di antara ranjau-ranjau kotoran kerbau, itulah sensasi tersediri dan pesona khas dari sebingkai lukisan alam desa ini.
Bukan saja pesona menelusuri jalanan setapak di pinggang bukit saja.
Lebih dari itu, hamparan padang rumput dengan kolam-kolam kubangan kerbau menjadi hiasan menarik tempat anak-anak bermain bola dan bergelut sepuas hatinya. Siap-siap saja membawa bekal dari kota, karena di sekitar desa ini memang tak ada warung atau rumah makan yang menyediakan nasi bungkus atau restoran aneka rasa.
Sesungguhnya tidak begitu sulit untuk bisa sampai ke Bukit Pinus Padang Sibuni di Jorong Ampang nagari Piobang. Kalau dari Bandara Internasional Minangkabau atau Kota Padang sekitar 3,5 jam. Namun kalau dari pusat kota Payakumbuh hanya sekitar 14 kilometer atau dalam hitungan menit sudah sampai di tujuan. Ada banyak akses dari pusat kota menuju ke sana dengan kondisi jalan yang cukup bagus bila memakai kendaraan pribadi. Bisa melewati jalan by pass lewat Rumah Gadang Sungai Baringin, atau lewat jalur ke Mudiak dengan membelok di persimpangan Koto Baru. Atau bagi yang berkendaraan umum, bisa menumpang angkot Jurusan Piobang dari pusat kota Payakumbuh.
Bukan saja keindahan hamparan sawah-sawah dan aktivitas petani dan pegembala itik sepanjang jalan menuju lokasi ini , tapi kita juga akan melewati tempat bersejarah, yakni Bandara Perintis, bekas Pelabuahan Udara yang banyak meninggalkan cerita semenjak zaman penjajahan dulu. Bukit Pinus Padang Sibuni hanya berjarak sekitar 1 km saja dari bekas bandara ini.
Meski sampai hari ini, Bukit Pinus Padang Sibuni belumlah menjadi tujuan wisatawan secara umum, namun hampir setiap minggu bukit ini ramai juga dikunjungi oleh para peburu babi. Bahkan para penggemar olahraga sepeda motor lintas alam, sampai juga menjelajah membelah belukar ke puncaknya. Ketika musim liburan tiba, anak-anak dari kota juga berdatangan sekedar menikmati bagaimana sahdunya bermain-main diantara pematang sawah yang terbentang.
Mereka terhanyut dan asyik dalam sensasi bermain bola dipadang rumput di kaki bukit disela ternak-ternak kerbau yang berkeliaran. Sungguh, suatu suasana liburan yang membaur dengan alam, kenikmatan yang berkesan bagi mereka-mereka yang mencintai keinda¬han alam.
Melihat kondisi hari ini, hamparan keindahan Bukit Pinus Padang Sibuni yang masih alami. Ada potensi tersembunyi kekayaan keindahan yang ditawarkannya untuk sekedar pencuci mata peneduh hati. Kalaulah ‘lukisan alam ‘ ini tak terkemasi dan terawat dengan sepenuh hati,. Tentunya , bukan tak mungkin suatu hari nanti, kein¬dahan ini hanya tinggal cerita usang dan tak lagi akan singgah di hati.
Adakah Pemda atau investor yang menaruh hati untuk membenahi, menggeliatkan potensi ini? Sebagai Bukit Petualangan anak-anak kah? Sebagai Sekolah Alam untuk menum¬buhkan kecintaan anak pada lingkungankah? Atau gelaran iven budaya dan olahraga tradisi dengan unggulan keindahan Bukit Pinus ini? Wal¬lahua¬’alam…
Mungkin ada baiknya kunjungi saja agak sekali Bukit Pinus padang Sibuni ini. Agar kita tersadar, betapa tak pandainya kita selama ini mensyukuri nikmat keindahan dari Illahi …!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar